Karya ilmiah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS SD DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR. Sri Sopyati, 2008, Permasalahan yang ada di SDN Purwaraja 4 adalah (1) Hasil belajar siswa di kelas V pada bidang studi IPS masih rendah;
(2) Pendekatan yang digunakan masih berpusat pada guru (Teacher center), hal ini menyebabkan siswa kurang berperan aktif, di sini siswa hanya sebagai penerima pengetahuan dari guru seharusnya guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuannya yang didapat dari lingkungan asalnya sebagai apersepsi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil pembelajaran IPS di kelasnya. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
(1) Ingin membantu guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS SD; (2) Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS di SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata Pra siklus 4,4, Siklus I rata-rata 5,2, Siklus II rata-rata 6,2 dan Siklus III rata-rata 7,2. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPS dapat meningkatkan prestasi belajar yang memacu siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sehingga disarankan sebagai berikut:
(1) Guru menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS;
(2) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS masih perlu binaan dari semua pihak yaitu misalnya Dinas Pendidikan, Pengawas dan Kepala Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya, maka pada pembelajaran IPS setiap jenjang pendidikan, kita harus melakukan pembatasan sesuai dengan kemampuan siswa pada tingkat masing-masing. Sebagaimana Nursid (1984: 11) menyatakan bahwa: “Radius ruang lingkup pengajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid SD tersebut”.
Menyimak dari pernyataan di atas bahwa ruang lingkup yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu segala gejala dan masalah serta peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi pembelajaran IPS.
IPS adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS yang tidak bersumber kepada masyarakat, tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran IPS.
Oleh karena itu Nursid (1994: 13) selanjutnya mengatakan bahwa: “Pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan obyeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak kepada kenyataan”.
Terkait dengan penelitian ini, penulis tertarik dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, yang dirumuskan dalam judul penelitian.
Penulis yakin apabila guru tidak mengetahui perkembangan anak, maka guru akan menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, sebab guru telah mengabaikan potensi anak, sedangkan bila guru melupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, maka guru akan membina anak didik dalam mimpi-mimpi yang tidak realistis. Pengajaran IPS tidak akan mampu membina keterampilan sosial para siswa. Hal ini dikemukakan oleh Jhon Dewey, (dalam Numan, S, dkk, 1997: 23) mengungkapkan bahwa:
“Masalah yang utama dalam pengajaran sosial ialah bagaimana menemukan bahwa pelajaran yang dapat memberikan dorongan siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yag cocok dengan waktu, kebutuhan serta cita-cita peserta didik, karenanya guru seyogyanya berusaha mencari dan merumuskan stimuli-stimuli yang mampu membina respon murid ke arah terciptanya kecakapan intelektual dan pertumbuhan rasa yang dikehendaki. Untuk itu program pengajaran harus mampu menyajikan masalah lingkungan kehidupan anak”.
Kalau kita perhatikan, banyak sekali sumber daya potensial yang berada di sekolah yang dapat kita jadikan sebagai sumber belajar. Di sekitar sekolah kita terdapat masjid, toko, pasar, kolam, tempat rekreasi, kebun, pabrik, grup seni, dan lain-lainnya. Secara fungsional itu semua dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dalam proses belajar mengajar siswa. “Secara umum, proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan lingkungan alam sekitar adalah upaya pengembangan kurikulum dengan mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar”. (Lily Barlia. 2002 : 2).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, akan memberikan pengetahuan nyata bagi siswa, juga dimaksudkan untuk menghindari verbalisme, sebab menurut Piaget, anak usia SD pada umumnya yaitu pada taraf anak belajar mengenal sesuatu melalui benda yang nyata terlihat di lingkungan sekitarnya.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat mempermudah siswa menyerap bahan pelajaran, lebih mengenal kondisi lingkungannya, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya, serta akrab dengan lingkungannya.
Dalam hal ini Lily Barlia (2002: 1) menyatakan bahwa: “Kebiasaan untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di lingkungan sekitar dalam proses belajar mengajar merupakan wujud proses belajar mengajar dengan pendekatan ekologi”.
Salah satu tantangan mendasar dalam pengajaran IPS saat ini adalah bagaimana mecari strategi pembelajaran yang inovatif yang memungkinkan meningkatnya mutu proses pembelajaran. Perkembangan dan kemajuan IPTEK membuka kemungkinan siswa tidak hanya belajar di dalam kelas akan tetapi peserta didik dapat belajar di luar kelas. Dengan belajar di luar kelas peserta didik akan lebih leluasa menemukan ide-ide yang diperoleh dari informasi berbagai sumber, melatih siswa utuk memecahkan suatu masalah yang ada di masyarakat. Maka dengan demikian siswa bisa secara kritis dan kreatif serta dapat melakukan aktivitas dalam belajar.
JJ. Rouseau, (dalam Lily, B 2002: 3) menyatakan bahwa: “Anak-anak sebaiknya belajar langsung dari pengalamannya sendiri, dari pada hanya mengandalkan perolehan informasi dari buku-buku, guru pertamaku adalah kakiku, tanganku dan mataku, karena dengan inderaku itu mengajariku berpikir”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dianggap perlu memperkenalkan, memahami, mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran dengan Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS SD dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Agar lebih jelas permasalahan penelitian ini lebih difokuskan pada pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana upaya guru memanfaatkan media lingkungan sebagai sumber belajar IPS di SD ?
b. Bagaimana guru memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis batasi hanya dalam radius (batasan) yang diteliti mengenai: Bagaimana upaya guru memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS SD dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Purwaraja 4 Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Agar penelitian dapat dilakukan sesuai dengan tujuan maka perlu adanya rumusan tujuan yang jelas. Sudjana (1992 : 38) mengatakan bahwa: “Tujuan penelitian adalah tentang hal-hal yang hendak dicari, ditemukan atau ingin dicapai dari suatu kegiatan penelitian”.
Adapun pada penelitian ini bertujuan:
a. Dengan menggunakan sumber lingkungan maka guru dapat meningkatkan proses pembelajaran IPS.
b. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS di SD.
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan adanya peningkatan pada proses dan hasil pemeblajaran IPS terutama dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, baik bagi penulis, siswa, maupun bagi guru.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis
a) Sebagai syarat menyelesaikan studi pada Program S.I.
b) Mendapat temuan atau gambaran tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS.
b. Bagi guru
a) Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran IPS dan mengetahui kelemahan guru dalam mengajar.
b) Memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran IPS.
c. Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.
b) Dapat menciptakan daya nalar siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan aktif.
a. Bagi Sekolah
Dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman, kiranya perlu dijelaskan beberapa definisi sebagai berikut:
1. Lingkungan sebagai sumber belajar dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan yang berada di sekitar siswa, sehingga siswa diperkenalkan dengan lingkungannya. Kriteria guru yang sudah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar adalah guru yang telah melaksanakan strategi pembelajaran yang berdimensi perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Ase SM, MA, dkk. (2002) menegaskan: “Pemberdayaan media dan sumber belajar secara atraktif, akan mampu menciptakan, memelihara suasana belajar yang menyenangkan”.
2. Prestasi belajar adalah sejauh mana pengaruh dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat dilihat dari berbagai hal yaitu:
a. Perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar.
b. Kualitas penguasaan tujuan intruksional oleh siswa.
c. Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat dipergunakan untuk mempelajari bahan berikutnya.
Nana Sudjana (201: 59) mengemukakan: “Keberhasilan proses belajar mengajar secara umum dapat dilihat dari efesiensi, keefektifan, relevansi, dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.
E. Hipotesis Tindakan
Pengertian hipotesis tindakan hendaklah dipahami sebagai suatu perubahan dengan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
Menurut Hasan (2002: 50) menyatakan: “Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara yang bisa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara empirik”.
Dalam suatu penelitian hipotesis merupakan suatu pedoman, karena data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut.
Hipotesis tindakan adalah suatu dugaan yang bakal terjadi jika ada suatu tindakan yang sifatnya sementara.
Berdasarkan pada pernyataan di atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“Jika guru menggunakan media lingkungan dalam pembelajaran IPS di SD maka hasil belajar siswa akan menjadi optimal”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon maaf ne kalau mau keluar bilang dulu ibarat kate pamitan ngasih komentar ocre

Pages